blog visitors

Menunggu Sahur dengan I'tikaf

Jakarta - Banyak cara menunggu datangnya waktu sahur di bulan Ramadan ini. Ada yang tidur malam, bekerja, dan ada pula yang ber-i'tikaf di masjid. Nah, bila Anda ingin ber-i'tikaf, Masjid Agung Al-Azhar Jakarta siap memberikan pelayanan.

I'tikaf adalah kegiatan tinggal dan berdiam diri di masjid dengan niat beribadah. Waktu yang biasa digunakan untuk memulai i'tikaf adalah selepas salat tarawih, dan ada pula yang selepas salat subuh. Saat tinggal di masjid ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan seperti tafakkur, dzikir, dan berdoa.

Saat Ramadan, dalam sehari orang yang melakukan i'tikaf di Masjid Agung Al-Azhar bisa mecapai 500 orang. Apalagi jika memasuki 10 malam terakhir maka jamaah yang datang bisa melebihi rata-rata. Bahkan tidak jarang banyak juga jamaah yang berasal dari luar Jakarta seperti dari Sumatera untuk ber i'tikaf di masjid tersebut.

Kegiatan i'tikaf ini antara lain terdiri dari ceramah dan tanya jawab. Sederet tokoh masyarakat sudah dijadwalkan untuk menjadi penceramah pada i'tikaf 10 hari terakhir, salah satunya ialah mantan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Adhiyaksa Dault. Adhiyaksa yang juga jamaah tetap di Masjid Agung Al-Azhar dijadwalkan memberi materi pada 3 September 2010.

Bagi para mu'takif (orang yang melakukan i'tikaf) yang tidak pulang ke rumah, panitia memberikan kemudahan atas hal-hal yang dibutuhkan oleh para jamaah. Salah satunya jika mu'takif ber-i'tikaf selama 10 hari penuh, panitia memberi bantuan untuk me-laundry pakaian mereka. Tentunya dengan biaya yang ditanggung oleh masing-masing jamaah. Ruangan untuk tidur juga disediakan oleh pihak panitia pelaksana yaitu di Aula Buya Hamka yang berlokasi tepat di lantai bawah.

"Pada intinya, panitia Ramadan di Masjid Al-Azhar ini benar-benar melayani jamaah. Adapun hal-hal yang dibutuhkan oleh jamaah selama i'tikaf, bisa diberitahukan kepada pihak panitia," jelas Hartono selaku ketua pelaksana panitia Ramadhan dan Idul Fitri 1431 H/ 2010 M kepada detikcom di awal Ramadan ini.

Pengelola masjid berkapasitas 1.500 jamaah ini, sudah mempersiapkan keamanan dan kebersihan, yang diatur oleh koordinatornya, terutama untuk 10 malam terakhir. Menurut Hartono, agar kegiatan di dalam masjid tidak berbenturan, panitia telah membuat matriks untuk pembagian lokasi. Di antaranya di Aula Buya Hamka, kelas-kelas mini, lantai bawah dan lantai atas masjid.